33.109 KPM Program Sembako di Gowa Dapat Tambahan Nilai Bansos Rp50 Ribu
Dokumentasi Foto Penyerahan Bansos Pangan Non Tunai di Kabupaten Gowa

HumasGowa—–Sebanyak 33.109 peserta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Sembako di Kabupaten Gowa mendapat tambahan nilai bantuan sosial (bansos) pangan sebesar Rp50.000,- per KPM per bulan.

Kepala Seksi Pemberdayaan Fakir Miskin Dinas Sosial Kabupaten Gowa, Yasser Azhari mengatakan penambahan ini merupakan kebijakan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Sosial (Kemensos) RI dan mulai berlaku pada bulan ini.

Yasser menyebutkan dengan adanya penambahan ini maka peserta KPM akan menerima Rp. 200.000,- perbulannya yang sebelumnya Rp. 150.000,- per bulan.

“Ini akan berlaku mulai bulan Maret ini sampai Agustus 2020 mendatang dari Rp 150.000,- menjadi Rp 200.000,-. Tujuannya adalah untuk pemenuhan gizi kepada KPM dalam mengantisipasi kebutuhan akan bahan pangan dalam menjaga kesehatan KPM sekaligus upaya mencegah virus corona,” kata Yasser, saat dihubungi via whatsapp Rabu (25/3).

Sementara itu, Menteri Sosial RI Juliari P. Batubara dalam sambutannya pada siaran TV Nasional mengatakan kenaikan nilai bansos per Maret 2020 ini sebagai bagian dari instrumen fiskal untuk ikut mengatasi dampak penyebaran virus corona (covid-19) terhadap perekonomian Indonesia.

Ia menyebutkan pemerintah menyiapkan instrumen fiskal senilai Rp 10 triliun, dimana Kementerian Sosial mendapatkan Rp 4,56 triliun. Tambahan sembako Rp 50.000,- ditambahkan ke rekening 15,2 juta KPM Program Sembako selama enam bulan ke depan, atau sampai bulan Agustus 2020.

“Kebijakan ini ditempuh, karena diperkirakan dampak dari penyakit yang disebabkan virus corona itu cukup serius, yakni dikhawatirkan menimbulkan perlambatan perekonomian Indonesia,” Juliari P. Batubara.

Tentu saja, hal ini kata Juliari P. Batubara perlu diantisipasi, agar tingkat konsumsi masyarakat, termasuk KPM penerima bansos, terjaga. Ia juga meminta kepada KPM Program Sembako, agar segera memberlanjakan uang tersebut untuk menggerakkan perekonomian.

“Ini crash programme, yakni merupakan respon pemerintah untuk menjaga konsumsi di lapisan terbawah agar tidak terganggu oleh perlambatan ekonomi. Jika dalam enam bulan prospek ekonomi sudah membaik maka nilai bantuan Program Sembako akan kembali ke angka Rp150.000 per bulan,” kata Mensos Juliari P. Batubara.

Tetapi jika dirasa kenaikan bantuan itu masih diperlukan untuk menjaga konsumsi maka kenaikan tersebut kata Mensos RI ini akan diperpanjang sesuai dengan keputusan pemerintah.

Ia menambahkan mulai tahun 2020, pemerintah telah melakukan transformasi dari program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) menjadi Program Sembako. Langkah ini merupakan salah satu terobosan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bila pada BPNT nilai indeks bantuan sebesar Rp110.000,-/KPM/bulan, maka pada Program Sembako indeks meningkat menjadi Rp150.000/KPM/bulan.

Jika komoditas yang dapat dibelanjakan sebelumnya hanya beras dan atau telur, maka pada Program Sembako tahun kni ditambahkan dengan komoditas bahan pangan yang mengandung karbohidrat (jagung, singkong, ubi, sagu serta umbi-umbian lainnya), protein hewani (daging ayam, daging, ikan), protein nabati (tahu, tempe dan kacang-kacangan) dan vitamin mineral (sayuran dan buah-buahan).(JN)

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.

+ 48 = 58