Ketua PMI Sulsel Ajak PDTDI Selesaikan Persoalan Stok Darah di Indonesia

MAKASSAR—-–Persoalan stok darah untuk masyarakat bukan hanya menjadi tanggungjawab Palang Merah Indonesia (PMI) saja. Tetapi persoalan darah menjadi tanggungjawab bersama, termasuk Perhimpunan Dokter Transfusi Darah Indonesia
(PDTDI).

Hal ini disampaikan Ketua PMI Provinsi Sulawesi Selatan, Adnan Purichta Ichsan saat memberikan sambutan pada Kongres Nasional VII Perhimpunan Dokter Transfusi Darah Indonesia di Hotel Claro Makassar, Kamis (23/6) malam.

“Saya yakin dan percaya di zaman sekarang tidak dibutuhkan lagi individualistik. Tetapi yang dibutuhkan adalah kolaborasi. Dalam menyelesaikan masalah, kita tidak boleh jalan sendiri,” ujarnya.

Adnan yang juga Bupati Gowa ini mengaku siap berkolaborasi. Bahkan dirinya juga sudah menyiapkan Markas PMI Sulsel untuk dijadikan sebagai Sekretariat PDTDI Wilayah Sulawesi Selatan. Menurutnya, kehadiran Sekretariat PDTDI ini untuk memudahkan koordinasi dan komunikasi terkait pelayanan darah khususnya di Sulsel.

“Di Markas PMI kita baru saja membangun Unit Donor Darah dan sekarang sudah berjalan dengan baik dan saya juga telah menyiapkan Markas PMI Sulsel untuk bisa dijadikan Sekretariat PDTDI Wilayah Sulsel untuk kita berkolaborasi dan bekerja sama untuk menyelesaikan persoalan darah,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Umum PDTDI, Dr. Ni Ken Ritchie, M.Biomed dalam sambutannya menyambut baik atas dukungan PMI Sulsel yang telah menyiapkan Sekretariat bagi PDTDI Wilayah Sulsel. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dirinya menyampaikan terimakasih kepada PMI Sulsel.

“Seperti tadi sudah dikatakan kita memang tidak bisa sendiri individulistik, kita harus berkolaborasi dan berkordinasi dan itulan peran dari PDTDI jadi partner pemerintah bagaimana menghadirkan pelayanan darah yang aman, berkesinambungan dan berkualitas,” ungkapnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr. Adib Khumaidi dalam saambutannya saat membuka Kongres Nasional VII PDTDI. Dirinya juga berharap semua tetap solid dan ada ketebukaan untuk setiap masukan dan saran.

“Sinergitas dan kolaborasi antar IDI secara intenal dan jajarannya ditambah lagi secara eksternal bersama pemerintah dan stakeholder kesehatan menjadi satu kepentingan yang harus kita lakukan bersama,” harapnya. (JN)

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.

7 × 1 =