Appalilli Kearifan Lokal Berefek Nasional
Musyawarah Appalili
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan melakukan pemukulan gendang sebagai tanda dimulainya Musyawarah Appalili Kabupaten Gowa Tahun 2016. -foto/humas-

BAJENG BARAT—–Masuknya musim tanam di Kabupaten Gowa ditandai dengan digelarnya Musyawarah Appalili. Pelaksanaannya digelar dari tingkat kecamatan hingga kabupaten. Appalilli tingkat Kabupaten Gowa tahun ini dibuka langsung oleh Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan berlangsung di Desa Gantungan Kecamatan Bajeng Barat, Kamis (27/10).

Kabid Sarana dan prasarana Dinas Pertanian Provinsi Sulsel, Andi Arfian mengatakan kearifan lokal ini berefek positif terhadap pencapaian pertanian di Sulsel. “Surplus 2,5 juta ton padi di Sulsel yang menyumbangkan 20% skala nasional. Pencapaian ini salah satunya merupakan dukungan dari kegiatan musyawarah yang dilakukan sebelum petani turun ke sawahnya masing-masing,” urainya mewakili Kadis Pertanian Sulsel.

Perwakilan Dinas Pertanian Provinsi juga memuji pencapaian di bidang pertanian Gowa. “Lahan pertanian yang dimiliki Gowa sebanyak 34 ribu hektar terdiri dari sawah tadah hujan dan irigasi. Namun mampu berproduksi seperti 64 ribu hektar lahan sawah. Atau pencapaiannya dua kali dari lahan yang tersedia. Sekitar 8000 ton padi merupakan sumbangan Gowa untuk pertanian Sulsel,” tambahnya.

Adnan dalam sambutannya menjelaskan kalau terjadi peningkatan target pertanian tahun ini di Gowa. “Kami menargetkan untuk meningkatkan hasil pertanian sebanyak tiga kali tahun ini. Jika sebelumnya dengan lahan 34 ribu maka tahun lalu kami bisa mencapai produksi sebesar 64 ribu lahan pertanian makan tahun ini targetnya dinaikkan lagi,” jelasnya.

Paradigma pembangunan pertanian di Gowa menerapkan sistem budidaya secara komprehensif berbasis organik juga diuraikan oleh Bupati Gowa. “Memanfaatkan bahan-bahan alami yang melimpah disekitar rumah seperti
jerami, sampah rumah tangga kotoran hewan, untuk mengembangkan pemanfaatan pupuk organik. Sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan pestisida kimia. Ini dimaksudkan untuk memicu dan memacu peningkatan kualitas dan produktivitas pertanian yang berbasis organik,” ungkap orang nomor satu di Gowa ini.

Musyawarah appalili sendiri merupakan tradisi yang telah dilakukan secara turun temurun perpaduan kebudayaan dan agama. Kegiatan seperti ini tidak hanya berlangsung di Gowa, namun di beberapa daerah dengan nama- nama yang berbeda seperti tudangsipulun.

Jika dulunya petani tidak akan turun ke sawah sebelum dilakukan appalili yang ditandai dengan bunyi-bunyian pagandrang yang diarak dari Balla Lompoa menuju lahan kerajaan (Lonjoboko). Seiring dengan perkembangan zaman maka Appalili kemudian menjadi ajang musyawarah petani mentukan waktu yang tepat turun ke sawah, metode serta jenis varietas apa yang cocok digunakan. Sekaligus kesempatan bagi mereka mengakses informasi teknologi, pasar dan menjalin kemitraan untuk pengembangan usaha.

Sukses dan keberhasilan dari tahun ke tahun hingga saat ini merupakan wujud dari hasil kerja keras yang dilakukan jajaran Dinas Pertanian Gowa dengan dukungan dari jajaran TNI tidak terkecuali petani sebagai pelaku utama penyelenggara pembangunan pertanian. Mendapat dukungan penuh oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan dan Kementrian Pertanian RI.(*)

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.

1 × = 2