Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Ruang Kelas Lantai 2 Ponpes Bahrul Ulum
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan YL melakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung ruang kelas berlantai dua di Ponpes Bahrul Ulum Kabupaten Gowa. -foto/humas-

GOWA—-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa memberi perhatian khusus terhadap kasus kekerasan anak dan meminta bantuan para da’i melalui dakwahnya untuk memberi pencerahan kepada masyarakat, sebab dalam beberapa bulan terakhir ada lima kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di Gowa.

“Ada lima kasus tindakan kekerasan terhadap anak terjadi di Gowa dalam beberapa bulan terakhir, untuk itu kami meminta bantuan para da’i agar dalam berdakwah dapat memberikan penyadaran kepada masyarakat,” ujar Bupati Gowa,  Adnan Purichta Ichsan YL.

Adnan sangat prihatin dengan kasus kekerasan terhadap anak yang muncul di Gowa, diantaranya ada ayah tiri memerkosa anaknya, ada kakek memerkosa cucunya dan ada ayah menendang bayinya dalam ayunan hingga tewas.

Pernyataan itu disampaikan Adnan ketika membuka pembekalan da’i tim Safari Ramadhan pengurus cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Gowa bekerja sama dengan Pos Bantuan Hukum Advokat Indonesia (Posbakumadin) di Pondok Pesantren NU Bahrul Ulum, Bontorea, Kabupaten Gowa, Selasa (24/5).

Pembekalan yang  bertema “Peran NU dalam Pencegahan Faham Radikalisme dan Peredaran Narkoba di Kabupaten Gowa” ini dihadiri Kepala Kementerian Agama Kabupaten Gowa, Anwar Abubakar, Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Gowa, H Syamsuddin Bidol dan para pengajar di lingkungan pesantren.

Bupati meminta agar para da’i yang akan keliling berdakwah di 180 masjid di 18 kecamatan selama Ramadhan tidak hanya fokus dikedua persoalan itu saja, melainkan turut memberi perhatian terhadap kasus kekerasan anak.

Melalui dakwahnya para da’i dapat menggugah peran aktif anggota keluarga untuk mencegah kasus kekerasan, sebab selama ini rata-rata kejadian kekerasan terhadap anak terjadi di dalam rumah.

Ketua Tanfiziah NU Gowa yang juga Ketua Yayasan Pesantren Bahrul Ulum, H Abdul Jabbar Hijaz mengatakan,  radikalisme adalah faham yang menggunakan cara kekerasan atas nama agama, mengkafirkan orang lain. Sedangkan narkoba adalah penyakit masyarakat yang telah merajalela dan harus diperangi bersama.

Abdul Jabbar juga merespon petunjuk bupati kepada tim da’i yang menyebar selama Ramadhan agar menitikberatkan persoalan kekerasan terhadap anak.”Inilah tugas da’i yang akan  memberi petunjuk dan arahan kepada ummat melalui dakwah,” katanya.

Dikesempatan itu bupati melakukan peletakan batu pertama penambahan gedung ruang kelas belajar lantai dua sumbangan partisipasi masyarakat Gowa dan wali santri.

Pesantren tersebut berdiri sejak 1988  di atas lahan 13.860 meter persegi, terdiri dari 28 ruang kelas dan saat ini menampung sekitar 400 santri, tidak hanya dari Kabupaten Gowa saja namun juga dari luar daerah ini. ***

 

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.

× 4 = 12