Dua Warga Gowa Pilih Kembalikan Bansos, Sosiolog Unhas Nilai Aksinya Bisa Jadi Contoh
Salah satu warga Kecamatan Parangloe saat mengembalikan bantuan kepada aparat

Humas Gowa, —– Setelah Irma, warga Dusun Bontocinde, Desa Bontoramba, Kecamatan Pallangga yang memilih mengembalikan bantuan sosial (bansos) dalam rangka penanganan penyebaran virus coros atau covid-19. Aksi tersebut juga dilakukan Daeng Saralia warga Lingkungan Parang, Kelurahan Lanna Kecamatan Parangloe.

Penerima bantuan program Kementrian Sosial berupa Program Keluarga Harapan (PKH) ini memilih mengembalikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang ia terima dari pemerintah kelurahan. Di mana BLT yang diterima sebesar Rp 600.000 itu ia kembalikan ke pemerintah kelurahan disaksikan Babinsa Kelurahan Lanna, Kamiluddin dan Bhabinkamtibmas Andi Rahmat di rumah pribadi Daeng Saralia, Jumat (8/5) kemarin.

Keputusan dua warga Kabupaten Gowa ini mendapat apresiasi dari Sosiolog Universitas Hasanuddin (Unhas), Muhammad Ramli AT.

Ia menilai bahwa ini merupakan suatu hal yang patut diapresiasi dan dicontoh. Pasalnya pilihannya untuk mengembalikan bansos yang bukan menjadi hak dan kewajibannya sangat membantu pemerintah di tengah keterbatasan bantuan yang ada.

Sehingga bantuan yang dikembalikan ini bisa dialihkan kepada masyarakat yang lebih membutuhkan. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 ini banyak masyarakat yang terkena dampaknya.

“Saya kira itu perlu diapresiasi karena itu salah satu cara dan bentuk partisipasi masyarakat sendiri yang diharapkan bisa menjadi contoh dari warga lainnya. Mereka memperlihatkan sikap yang lebih bijak dalam menghadapi situasi seperti ini dimana banyak sekali warga kita yang butuh bantuan, sementara bantuan selalu terbatas,” katanya dikonfirmasi, Sabtu (9/5) .

Dosen Sosiologi Unhas ini mengatakan, di tengah situasi pandemi Covid-19 memang sangat dibutuhkan untuk saling membantu. Olehnya, ia berharap warga dengan kemampuan ekonomi yang cukup bisa ikut mengulurkan tangan memberikan banyak kepada masyarakat lain yang membutuhkan.

“Pemerintah saya kira pasti kewalahan kalau dia tidak dibantu seperti ini. Dan saya kira tugas pemerintah juga sebaiknya ikut mendorong partisipasi masyarakat agar bersinergi dengan pemerintah, agar semuanya bisa dilalui bersama-sama,” terangnya.

Sementara Lurah Lanna Syakhrir saat dikonfirmasi mengatakan, keputusan warganya yang sengaja mengembalikan BLT dari pemerintah karena dirinya telah mendapatkan bantuan sosial lainnya, yakni PKH.

“Saya kira ini suatu yang sangat luar bisa karena ada masyarakat yang sadar sendiri untuk mengembalikan ini. Ternyata yang dapat BLT ini atas nama suaminya namanya Taba. Sementara Daeng Saraila terima PKH,” singkatnya. (JN)

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.

4 × 8 =