Ket.Gambar: Gubernur Sulsel, H Syahrul YL menandatangani prasasti Pencanangan Bendungan Karaloe. -foto/humas-

BIRINGBULU—–Gubernur Sulsel, H Syahrul YL, Rabu (4/7) siang kemarin mencanangkan pembangunan bendungan Karaloe. Pencanangan itu terpusat di Desa taring, Kecematan Biringbulu, kabupaten Gowa dihadiri Direktur Sungai dan Pantai Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PU, Pitoyo Subandrio, Sekkab Gowa, HM Yusuf Sommeng mewakili Bupati Gowa, Ketua DPRD Gowa, H Ansar Usman, Bupati Jeneponto H Radjamilo, Kepala PSDA Sulsel H Suprapto dan sejumlah pejabat Pemkab Gowa, Jenepointo serta Pemprov Sulsel.

Dalam kesempatan itu, gubernur menyatakan telah terjadi sinergitas yang baik anyata Gowa dengan Jeneponto dimana Kabupaten Gowa dalam posisi keberadaan bendungan Karaloe ini kelak yakni menjadi tempat penampungan air sedang Kabupaten Jeneponto akan merasakan langsung ketersediaan air baku. Dari ini pula, Kabupaten Gowa memiliki tiga keuntungan sekaligus yakni keuntungan air tanah akan naik, memiliki potensi wisata air dan listrik.

”Saya hanya berharap jangan memisahkan kepentingan rakyat karena perbedaan wilayah. Sasaran kita yang utama hanya bagaimana tingkat produksi pertanian tanaman padi bisa melebihi apa yang kita inginkan agar program swasembada pangan atau surplus beras Sulsel dapat terpenuhi selalu,” tegas Syahrul sesaat mencanangkan resmi pembangunan bendungan Karaloe tersebut.

Daerah Irigasi (DI) terbesar di wilayah Sulsel bagian selatan ini akan segera hadir memenuhi kebutuhan air bagi dua kabupaten yang menjadi lokasi pembangunan bendung Karaloe ini, yakni Kabupaten Gowa dan Kabupaten Jeneponto. Pada tahun 1980 lokasi bendung Karaloe ini telah disurvey dan melakukan studi kelayakan jajaran Kementerian PU.

Dalam posisi letaknya yang berada di perbatasan kedua kabupaten tersebut, terjadi pembagian fungsi yakni daerah aliran sungai (DAS) terletak di Gowa dan jaringan irigasi dan daerah irigasinya terletak di Jeneponto. Saat ini DI Kelara telah ada jaringan irigasi yang disuplai oleh dua bendungan yaitu bendungan Kelara dan bendungan Karaloe. Namun pada musim kemarau DI Kelara ini tidak mampu mengaliri 7.004 hektar persawahan karena keterbatasan ketersediaan air di sungai Kelara dan sungai Karaloe. Karena itu, bendungan Karaloe inipun dicipta dengan memasok air dari sungai dari Gowa.

Dari dasar inilah, Pemerintah Provinsi Sulsel melakukan pembenahan dan berencana membangun bendung Karaloe agar ketersediaan air untuk irigasi di Kelara dan Karaloe serta sekitarnya dapat terjaga.

Berdasar data teknis yang ada telah dirancang paten pembangunan bendungan Karaloe dengan rancangan luas DAS mencapai 187 Km2, luas genangan bendungan 160 hektar, luas genangan 187 hektar, volume tampungan 32 juta M3 serta debit banjir diestimasi sekira 1.262 M3. Pembangunan bendungan Karaloe ini bertujuan untuk mengairi DI Kelara dan Karaloe seluas 7.004 hektar dengan fungsi utama sebagai penyedia air baku untuk Jeneponto dan sekitarnya. (*)

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.

52 − = 43