Gubernur Launching Gowa Heritage di Hutan Pinus Malino
Penutupan Beautiful Malino
Gubernur Sulsel, H Syahrul Yasin Limpo didampingi Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementrian Pariwisata, Esthy Reko Astuti turut hadir pada penutupan Beautiful Malino. -foto/humas-

GOWA—-Gubernur Sulawesi Selatan, H Syahrul Yasin Limpo melaunching Gowa Heritage yang dianggap memang pantas dijadikan sebagai destinasi wisata karena menyimpan banyak sejarah yang berlangsung di Hutan Pinus Malino, Sabtu (15/7) sore.

“Malino ini menjadi saksi dua peristiwa besar, kerusuhan Ambon dan Poso itu didamaikan di sini. Kemudian dua pahlawan nasional bangsa ini juga lahir di Gowa. Makanya, kita jadikan Gowa sebagai warisan sejarah,” kata mantan Bupati Gowa ini.

Setelah peresmian Gowa sebagai warisan sejarah, gubernur juga meminta kepada Bupati Adnan Purichta Ichsan agar jadwal Beautiful Malino tidak diubah-ubah setiap tahunnya yakni pada 14-15 Juli yang diharapkan menjadi agenda pariwisata nasional dari Kementerian Pariwisata di masa mendatang.

Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan mengatakan, Pemerintah Kabupaten Gowa berharap besar adanya peningkatan jumlah wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara di masa depan setelah diluncurkannya Gowa Heritage pada rangkaian kegiatan Beautiful Malino.

“Tahun ini kita mulai event pariwisatanya dan ada banyak kegiatan di dalamnya termasuk Parade Bunga dan launching Gowa Heritage yang menjadi salah satu rangkaian dari Beautiful Malino,” ujar orang nomor satu di Gowa ini.

Adnan mengaku, banyak hal yang melatari kenapa Gowa harus menjadi warisan sejarah karena sejak zaman kerajaan, Gowa adalah salah satu kerajaan terbesar di nusantara ini atau terbesar di Sulsel. Dua pahlawan nasional juga disebutnya lahir di tanah Gowa, yakni Sultan Hasanuddin dan Syekh Yusuf. Keduanya adalah pahlawan di masanya, di mana Sultan Hasanuddin adalah raja kerajaan Gowa pada abad XVI.

Selain itu, ada banyak sejarah lainnya dibuat di Gowa yakni perjanjian perdamaian Poso dan Ambon yang semuanya dilakukan di wilayah dataran tinggi tersebut.

“Bagi yang pernah belajar sejarah tentu tahu bagaimana perjalanan dari raja-raja Gowa di masa lampau. Di abad 20 juga ada perjanjian perdamaian dibuat di sini dan itulah semua yang menjadi dasar kita melaunching Gowa Heritage,” ungkapnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusatara, Kementrian Pariwisata, Esthy Reko Astuti yang turut hadir pada launching Gowa Heritage sekaligus penutupan event Beautiful Malino mengatakan, Kementerian Pariwisata akan selalu mendukung kegiatan pariwisata yang dipelopori suatu daerah.

Bahkan, Esthy menekankan bahwa ada tiga syarat yang harus dipenuhi sebuah daerah jika ingin memajukan pariwisata. Yakni atraksi, amenitas atau fasilitas dan aksesibilitas yang baik.

“Jika ketiga itu dipenuhi, Malino akan terkenal dan event Beautiful Malino bisa masuk dalam kalender even pariwisata nasional,” ungkapnya.

Esthy berharap Pemerintah Kabupaten Gowa bisa memaksimalkan keterlibatan masyarakat dalam menyukseskan even yang digelar agar multiplayer effect-nya bisa lebih terasa.

Diakhir acara, Gubernur Sulsel dan Bupati Gowa menyanyi bersama Musikimia dengan membawakan lagu Kasih Tak Sampai yang sangat memukau pengunjung Hutan Pinus Malino. (*)

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.

17 − = 10