daulat

SUNGGUMINASA—–Sebanyak 62 orang relawan Palang Merah Indonesia dari berbagai kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan mengikuti Pelatihan Manajemen Tanggap Darurat Bencana. Pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Selsel, H Arifin Nu’mang di Rindam VII Pakkato, Kabupaten Gowa, Senin (3/11).

Ketua PMI Sulsel, H Ichsan Yasin Limpo menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan karena merupakan suatu kebutuhan dan kesiapan PMI khususnya PMI Sulsel sebagai mitra terdekat pemerintah dalam penanganan bencana, baik yang terjadi di daerah Sulawesi Selatann maupun yang terjadi di provinsi lain di Indonesia serta luar negeri sekalipun. “PMI Sulawesi Selatan dengan kegiatan pelatihan yang akan berlangsung selama 10 hari atas kerjasama Kodam VII Wirabuana, maka Insya Allah relawan terlatih ini akan sampai 4 jam di lokasi bencana,” harap Ichsan dihadapan para peserta dan Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Pusat, Letjend TNI (Purn) Soemarsono dan Wadan Rindam VII Wirabuana, Letkol.INF, A Syamsul beserta para pengurus PMI Sulsel yang turut hadir di pembukaan diklat ini.

Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Pusat, Letjend TNI (Purn) Soemarsono mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan PMI Sulsel ini dan mengatakan bahwa PMI dan TNI memiliki kesamaan yakni sama-sama mendukung pemerintah dalam penanganan bencana. “Selama ini TNI dan PMI sudah melakukan kerjasama dengan baik. Saya harap TNI dapat membimbing kedisiplinan, loyalitas, ketahanan fisik dan mental para Satgana ini,” harapnya kepada TNI dalam mendidik para angota Tim Satgana tersebut.

Soemarsono menambahkan, para relawan ini juga harus memiliki fisik yang prima yang tentunya sangat diperlukan dalam menangani bencana serta perlu membangun network atau hubungan dengan berbagai kalangan. “PMI bekerja hanya untuk kemanusian, kemanusiaan dan kemanusiaan, bukan untuk yang lain,” pesannya kepada seluruh jajaran PMI.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sulsel, H Agus Arifin Nu’mang mengatakan, berdasarkan data yang dirilis Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan bahwa ada tiga kejadian jenis bencana yang senantiasa berpotensi mengancam masyarakat Sulsel, yaitu banjir, puting beliung dan tanah longsor sehingga sangat diperlukan perhatian yang besar dalam menangani potensi bencana tersebut.

Ketika membuka secara resmi diklat ini, Agus Arifin Nu’mang juga berharap dengan terselenggaranya kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta wawasan para anggota Satgana. “Saya berharap para peserta nantinya dapat menjadi pemuka masyarakat dalam hal penanganan bencana terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat sebagai upaya meminimalisir dampak dari sebuah bencana yang tidak kita inginkan dapat berjalan dengan baik,” imbaunya.(*)

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.

8 × = 40