Sungguminasa— Kementrian Desa Pembangunan Daerah tertinggal dan Transmigrasi menggelar Jambore Perdesaan Sehat 2014. Sebagai implementasi kebijakan Pembangunan Perdesaan Sehat Tahun ini serangkaian kegiatan jambore ini dipusatkan di Sulawesi Selatan dengan acara puncak penyerahan Pedesaan sehat award 2014 diadakan di Kab Gowa berlangsung di Baruga Karaeng Galesong, Kamis (20/11).

Hadir dalam kegiatan ini Deputi Pengembangan Sumberdaya, Kementrian Pembangunan Desa Tertinggal (KPDT) RI, Suprayoga Hadi. Gubernur Sulawesi Selatan, H. Syahrul Yasin Limpo, Bupati Gowa, H. Ichsan Yasin Limpo sebagai tuan rumah beserta 18 bupati/walikota se Indonesia yang menjadi lokus pedesaan sehat.

Di kesempatan ini Gubernur Sulsel menerima Penyerahan Penghargaan Perdesaan Sehat Awards 2014 oleh Deputi Pengembangan Sumberdaya, Kementrian Pembangunan Desa Tertinggal (KPDT) RI. Saat ini Sulawesi selatan memiliki 17 kabupaten sehat yang membuktikan tingkat kesehatan yang cukup tinggi. Penghargaan ini menjadi pelengkap 150 penghargaan tingkat nasional yang diperoleh provinsi Sulawesi Selatan.

Menurut H. Syahrul Yasin Limpo sebuah kesehatan dimulai dari skala terkecil,” Kecamatan Sehat membuat kabupaten sehat, provinsi sehat dan berujung pada sehat secara nasioanal. Kesehatan menjadi hal yang penting karena hanya orang sehat yang cerdas hanya orang sehat yang mampu bekerja sehingga kesehatan menjadi prioritis utama. Kesehatan tidak bertitik pada pengobatan namun pada upaya preventif dan promosi kesehatan. Upaya ini untuk mengajarkan hidup sehat kepada masyarakat, barulah pada upaya pemberian imunisasi, penyediaan sarana dan prasarana serta tenaga ahli.” Jelasnya.

Sambutan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang dibacakan oleh Gubernur Sulawesi Selatan menyatakan disparitas pembangunan belum merata di seluruh pelosok nusantara. “Masih terdapat banyak daerah dengan status desa tertinggal yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya; perekonomian, masyarakat, sumber daya manusia, infrastruktur, kemampuan keuangan lokal, aksesbilitas dan karakteristik daerah.” dibacakan di puncak acara ini di hadiri oleh jajaran Forum Koordinasi Pemerintah Daerah, pimpinan SKPD lingkup Pemkab Gowa.

Daerah tertinggal memiliki karakteristik dan wilayah yang kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional. “ Di bidang kesehatan distrubusi tenaga kesehatan belum merata pada pusat layanan kesehatan dasar di daerah tertinggal. Fasilitas sarana prasarana layanan kesehatan dasar yang masih minim serta masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan bidang kesehatan,” tambah Syahrul dalam pembacaan sambutan.

Menurut Bupati Gowa, moment Kab Gowa sebagai tuan rumah menjadi nilai posotiv bagi daerahnya. “ Pemilihan daerah ini sebagai tuan rumah menjadi motivasi bagi pemerintah bersinergi dengan dinas-dinas terkait untuk meraih desa sehat terbaik tahun.” Tuturnya saat mengucapkan sambutan selamat datang

Sejumlah tropi diserahkan pada penyerahan Pedesaan sehat award 2014 untuk Bupati yang berperan memajukan pedesaan menjadi desa sehat. Selain itu juga diberikan pengharhaan kepada Tokoh, dokter puskesmas, bidang, tenaga sanitasi, tenaga gizi yang berperan dalam menciptakan perdesaan sehat.

Selain pemberian award ditempat yang sama juga diadakan simposium perdesaan sehat. Bertindak sebagai pemapar dalam simposium ini; Deputi 3 Kementrian Perekonomian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Tubagus Rachmat Sentika, Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Desentralisasi, Bambang Sardjono, Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Kementrian Pertanian RI, Tjuk Eko Hari Basuki dan Direktur Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya Kementrian PU dan Perumahan Rakyat, Mochammad Natsir(*)

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.

6 × = 30