Tiga SLB di Gowa Siap Terapkan Sekolah Aman Bencana
GOWA – Bencana alam yang menimpa negeri ini menyisakan kepiluan yang mendalam akibat banyaknya korban, belum hilang dari ingatan gempa di Lombok, kini hal itu terulang di Palu dan Donggala bahkan hingga tsunami yang merenggut nyawa ribuan orang.
Mengantisipasi hal tersebut beberapa Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kabupaten Gowa akan menerapkan Sekolah Madrasah Aman Bencana (SMAB), salah satunya di SLB Negeri 1 Gowa yang dimulai dengan Workshop Persiapan Penerapan Sekolah Madrasah Aman bencana (SMAB), Kamis (4/10).
Wakil Bupati Gowa, Abdul Rauf Malaganni sekaligus membuka kegiatan mengaku tidak menutup kemungkinan Gempa terjadi di Kabupaten Gowa, jadi sudah sewajarnya tanggap bencana itu diajarkan di Sekolah. “Bencana yang terjadi di negeri kita ini datang begitu tiba-tiba banyak yang menjadi korban, bukan hanya orang dewasa tetapi juga anak-anak usia sekolah, sehingga menjadi penting dilaksanakan SMAB ini meskipun tidak ada seorangpun yang mengharapkan datangnya bencana,” kata Kareng Kio– sapaan akrabnya.
Lebih jauh, menurut Karaeng Kio, selaku pelaku pendidikan memang harus mengambil pelajaran atas bencana yang telah menimpa di beberapa daerah. Olehnya penerapan SMAB ini mampu berjalan dengan baik, karena jika hal serupa terjadi di Gowa, masyarakat atau anak tau langkah awal yang harus dilakuka. “Apabila komponen di Sekolah tau prosedur tanggap bencana, maka kita setidaknya bisa meminimalkan korban bencana minimal tau tanda-tanda dan titik kumpul jika terjadi bencana alam di daerah kita,” tambahnya.
Ditempat yang sama, Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Kabupaten Gowa, Nuraini membeberkan selain di SLBN 1, tanggap bencana juga diterapkan di SLB Jenetallasa Kecamatan Pallangga, dan SLB Kalemandale Kecamatan Bajeng.
“Jadi di Gowa itu ada tiga, disini, Pallagga, dan di Bajeng. Penerapan ini akan dilaksanakan hingga Desember nanti, dengan 10 kali pertemuan yang dimulai dengan Workshop hari ini, hingga kajian dan penyusunan rencana aksi serta pembentukan tim siaga lalu evaluasi,” bebernya.
Mengenai peserta kata Nuraini itu bisa siapa saja seperti tenaga pendidik, komite sekolah, para siswa dan masyarakat sekitar.
Turut hadir pada workshop penerapan SMAB Kepala BMKG Kabupaten Gowa, Gandamana Matondang, Camat Somba Opu, Indra Wahyudi Yusuf, Lurah Tombolo, Budi Wahyudin Rachman, Perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel dan Kementrian Agama Kabupaten Gowa. (HR)