Ket.Gambar: Direktur PT Dann Bintang Gelarrancana, Danny Pomanto ketika melakukan ekspose masterplan rencana pembangunan jembatan layang yang akan menghubungkan Makam Sultan Hasanuddin-Arung Palakka di hadapan Bupati Gowa. -foto/humas-
SUNGGUMINASA—- Bupati Gowa, H Ichsan YL dengan Bupati Bone, HM Idris Galigo sepakat melakukan kerjasama dalam pelestarian situs sejarah antara Kerajaan Gowa dengan Kerajaan Bone. Kerjasama itu dilakukan dengan bentuk menghubungkan makam Raja Gowa Sultan Hasanuddin dengan makam Raja Bone Arung Palakka yang terpisahkan oleh padatnya pemukiman penduduk di Kecamatan Somba Opu, kabupaten Gowa.
Rencana kerjasama itu akan segera dimatangkan dalam prosesi Hari Jadi Gowa yang jatuh pada tanggal 17 November mendatang. Hal itu disampaikan Bupati Gowa, H Ichsan YL usai berbicara melalui ponsel dengan Bupati Bone, HM Idris Galigo di sela-sela ekspose kedua dengan PT Dann Bintang Gelarrancana, Kamis (6/9) pagi di ruang kerjanya, terkait masterplan pembangunan jembatan layang penghubung kedua makam bersejarah tersebut.
”Alhamdulillah karena Pak Bupati Bone merespon penuh rencana kerjasama ini dimana dua kawasan makam  raja-raja ini akan kita hubungkan dengan sebuah jembatan yang terbentang di atas pemukiman penduduk. Dengan adanya jembatan penghubung ini, praktis rencana Pemkab Gowa untuk mengembangkan efek kepariwisataan terhadap kunjungan wisata sejarah akan menjadi potensi besar di masa datang. Kita juga akan  menghubungkan kedua makam raja tersebut dengan makam Syekh Yusuf sebagai tahap kedua setelah akses penghubung makam Sultan Hasanuddin-Arung Palakka tuntas tahap awal ini,” ucap Ichsan meminta pihak konsultan membuat perencanaan yang lebih efektif tanpa mesti berdampak pada pembebasan lahan masyarakat.
Dibangunnya jembatan penghubung dalam bentuk layang ini, kata Ichsan akan makin mengeratkan hubungan darah antara Bone dengan Gowa. ”Ini juga mengikis isu SARA pilgub yang kini marak di Bone tentang pengrusakan pagar makam Arung Palakka di Gowa, padahal itu sangat tidak benar. Rencana kita membangun jembatan penghubung ini sudah dipersiapkan sejak tahun 2010. Jadi hal ini tidak ada kaitannya dengan pilkada-pilkada. Mungkin masyarakat lupa, kalau antara Sultan Hasanuddin dengan Arung Palakka sangat bersahabat. Cuma sayang yang sering ditonjolkan orang dalam kisahnya adalah pertentangan keduanya di zaman Belanda dulu. Memang sih, saat sekarang ini orang Belanda sudah tidak ada tapi pikiran-pikiran belanda yang menjajah daerah dan bangsa kita masih ada. Salah satu bentuk pikiran belanda itu yang masih ada yah pikiran-pikiran yang mau mengadu-domba Gowa dengan Bone dengan isu pembongkaran pagar makam Arung Palakka,” tandas Bupati Gowa memberikan pencerahan.
Pembangunan jembatan layang ini yang dalam perencanaannya, khusus jembatan layang antara makam Sultan Hasanuddin ke makam Arung Palakka, berjarak sekitar 700 meter dengan tinggi jembatan dari daar tanah sekitar 7 meter dan lebar ruang jalan jembatan 3 meter. Estimasi oleh PT Dann Bintang Gelarrancana diperkirakan menelan dana hingga Rp 7 miliar. Dalam pembangunannya nanti, sisi tembok jembatan berbentuk melengkung itu akan dihiasi ornamen tulisan kisah sejarah masing-masing kerajaan termasuk kisah perjuangan Sultan Hasanuddin dan Arung Palakka melawan Belanda.
Seperti disebutkan Danny Pomanto, berdasarkan usulan Bupati Gowa, H Ichsan YL yang menginginkan keberadaan jembatan layang ini akan menjadi salah satu wisata malam hari yang terlihat dari pesawat udara, maka di atas bundaran yang mengikat jalan pada jembatan itu akan dipasangi lampu yang menerangi badan jalan sekaligus menyorot ke udara. Sehingga tampilan kawasan sejarah di kota Sungguminasa ini akan terlihat indah di malam hari dari atas udara, apalagi wilayah Sungguminasa merupakan kawasan lintasan pesawat udara saat ini.
Menurut Danny Pomanto, jembatan layang ini pada setiap dindingnya maupun latar jalanan yang akan dilalui pengunjung nanti akan ditulis sejarah-sejarah daerah Gowa dan Bone. ”Ini bisa menjadi tempat yang sangat edukatif bagi masyarakat kita yang berkunjung. Lebar jalanan jembatan akan difasilitasi lantai berlampu. Sebenarnya untuk panjang koridor jembatan secara total termasuk jembatan penghubung ke makam Syekh Yusuf mencapai 1,29 kilometer. Namun khusus penghubung makam Sultan Hasanuddin ke makam Arung Palakka hanya 700 meter saja. Dan ini yang akan dibangun awal dengan estimasi pembiayaan berkisar tujuh miliar rupiah (anggarannya dibagi dua antara Pemkab Gowa dengan Pemkab Bone),” terang Danny Pomanto usai ekspose yang dihadiri Sekkab Gowa, HM Yusuf Sommeng, Kadis Pengelolaan Keuangan Gowa, H Ismail, Kadis Pariwisata Gowa, Andi Rimba Alam Pangeran, Kadis PU Gowa, HM Amin Yakub, Camat Somba Opu, Andi Kumala Andi Idjo.
Dijelaskan Danny Pomanto khusus pada kawasan makam Sultan Hasanuddin yang akan disatukawasankan dengan kompleks Masjid Tua Katangka ini akan diletakkan sebuah prasasti Tellu Peccoe yang mengisahkan  ikrar tiga kerajaan besar di Sulsel sebagai bukti sejarah hubungan emosional tiga kabupaten yakni Gowa, Bone dan Luwu.
”Dengan adanya perencanaan ini maka situs-situs sejarah akan kita hidupkan di Sungguminasa yang kita akan kembangkan sebagai kawasan khusus sejarah setelah ibukota Kabupaten Gowa dipindahkan ke Pattallassang,” tambah Ichsan. (***)