Ket. Gambar: Bupati Gowa, H. Ichsan Yasin Limpo menerima buku best seller pendidikan karya Munif Chatib. -Foto/Humas-

Sungguminasa—- Munif Chatib, anggota tim penyusun Kurikulum 2013 kagum akan terobosan dunia pendidikan Kab Gowa melalui Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan (SKTB). “ Saat kami sedang dikarantina dalam rangka penyusunan Kurikum 2013, saya sempat membaca ada sebuah daerah bernama Gowa yang menerapkan Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan. Saya sangat kaget dan kagum akan terbosan daerah ini. Saya langsung berkata inilah sistem pendidikan yang sebenarnya sekolah yang humanis bagi anak-anaknya,” cerita Munif dihadapan alumni Executive Education Training Program Harvard University di acara makan malam jamuan Bupati Gowa, di Baruga Tinggimae Rumah Jabatan Bupati Gowa Jumat Malam (17/5/2013).

Lebih lanjut Munif yang juga konsultan pendidikan dan penulis empat buku best-seller pendidikan memberi jempol kepada Bupati Gowa, H. Ichsan Yasin Limpo akan inovasinya dalam memajukan pendidikan di Gowa. Bahkan menurutnya SKTB yang ada di Gowa akan berefek seperti bola salju dan akan terus bergulir di Seluruh Indonesia. “ Gowa telah menjadi pelopor sekaligus tempat berkembangnya sekolah humanis, sekolah yang menghargai dan memanusiakan anak-anak kita. Sistem ini akan menjadi penyelamat pendidikan dua puluh tahun mendatang.” tegas penulis buku Sekolahnya Manusia, Gurunya Manusia, Sekolah Anak-Anak Juara dan Orangtuanya Manusia.

Kesempatan ini digunakan pakar pendidikan ini untuk bercerita dihadapan alumni yang terdiri dari beberapa Bupati dan Kepala Bapeda di Indonesia mengenai kesalahan pemahaman tentang sekolah dan anak didik. Dia menekankan sekolah selayaknya menjadikan dan memberlakukan anak didik sebagai manusia. Menjadikan anak tinggal kelas dan tidak lulus Ujian Nasional adalah bentuk tidak adanya penghargaan kepada anak akan upayanya belajar dan bersekolah.

Munculnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32/2013 Perubahan Atas PP Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang salah satunya mengatur penghapusan UN SDmerupakan kebijakan yang sejalan dengan kurikum 2013. Menurut munif, dia sangat senang dengan ide penghapusan Ujian Nasional walaupun baru di tingkat SD. Pelaksanaan Ujian Nasional sama sekali tidak sejalan dengan ujicoba kurikulum 2013 yang menerapkan beragam aspek penilaian terhadap anak. Mempertahankan ujian nasional hanya akan menjadikan sistem pendidikan kita bahan tertawaan dalam dan luar negeri.

“Saya sudah dengar ada PP baru, UN SD `bye-bye`. Pelaksanaan UN memang tidak sejalan dengan kurikulum baru yang tematik integratif. Kan tidak mungkin tematik integratif dievaluasi lewat UN. Penerapan kurikulum baru sebenarnya menjadi jalan masuk untuk penghapusan UN seluruh jenjang pendidikan, sebab cara evaluasi pada kurikulum baru menggunakan pola “authentic assessment”. Sistem evaluasi model `multiple choice` (pilihan ganda) sebagaimana UN tidak “nyambung” dengan kurikulum baru sehingga Saya yakin nantinya UN SMP dan SMA sederajat juga akan dihapuskan,” disambut tepuk tangan alumni Executive Education Training Program Harvard University dan pimpinan SKPD Pemkab Gowa

Hal senada juga diutarakan oleh Bupati Gowa, H. Ichsan Yasin Limpo,” penghapusan Ujian Nasional tingkat SD kebijakan yang malu-malu kucing. Ujian Nasional tidak adil untuk mengukur dan menilai tingkat pemahaman anak selama mengikuti pendidikan,” jelas Ichsan YL.

Bupati Keron Papua, Yusuf yang ikut hadir dalam jamuan ini turut mengapresiasi positif terobosan Bupati Gowa,”program ini selayaknya mutiara. Tercetus dari daerah yang jauh dari pusat namun mengagumkan. Semakin diasah akan semakin menyempurnakan sistem pendidikan yang tepat untuk bangsa ini,” saat memberikan sambutan di awal pertemuan.

Harapan serta pandangan Munif akan sistem pendidikan di Gowa akan menjadi doa dan motivasi pemkab Gowa untuk terus menyempurnakan penerapan SKTB. (*)

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.

2 × = 16