MoU Sungai Jeneberang
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan YL melakukan penandatanganan MoU Kerjasama Pengamanan Sungai Jeneberang yang disaksikan Gubernur Sulsel, H Syahrul Yasin Limpo. -foto/humas-

MAKASSAR—–Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan YL meneken nota kesepahaman (MoU) untuk bekerja sama mengamankan Sungai Jeneberang dan  seluruh aset negara di sepanjang bantaran sungai.

Kerja sama itu  dilakukan bersama Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo,  Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PU dan Perumahan Rakyat yang diwakili Direktur Sungai dan Pantai, Ir Harri Suprayogi dan  tiga daerah lainnya yakni Maros, Makassar dan Takalar,  pada peringatan Hari Air Dunia 2016 Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel)  di Nipa-Nipa, Kabupaten Maros, Kamis (2/6).


Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Hari Air ke-24 ini mengusung tema Water and Job, air dan peluang kerja, ini sangat tepat karena  banyak orang yang menggantungkan hidup dari air.

Air adalah bagian dari peradaban untuk itu penyelamatan sungai serta sumber air adalah ibadah dan merupakan  tugas negara yang wajib dilakukan, tugas itu tidak saja menjadi tanggung jawab pemerintah namun juga  masyarakat.

Gubenur mengingatkan seluruh bupati dan wali kota agar memberi perhatian pada aset sumber daya air, jika ada bangunan yang muncul di sekitar lokasi sumber air atau sungai,  harus segera di bongkar.

“Kalau ada yang membuat bangunan dan menguasai bagian sungai dan sumber air , segera bongkar, jangan biarkan tumbuh semakin banyak hingga menyulitkan pembersihan,” tandasnya.

Selain MoU, acara itu dirangkaikan groundbreaking pembangunan kolam regulasi Nipa-Nipa yang terletak diperbatasan antara Kabupaten Maros, Kabupaten Gowa dan Kota Makassar.

Dirjen SDA Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, diwakili Direktur Sungai dan Pantai, Ir Harri Suprayogi mengatakan,  peringatan hari air dunia ini didasari pada Resolusi PBB, dengan kampanye global pentingnya air 2016 bertema water and Job, air dan lapangan pekerjaan.

“Ada sekitar 1,5 miliar orang yang bekerja dilapangan kerja air,” katanya.

Indonesia memiliki potensi cadangan air ke lima di dunia, isu air ini penting dan menjadi target pemerintahan Jokowi dengan  membangun 62 bendungan, 3 diantaranya terdapat di Sulsel.

Menurutnya, semakin banyak penduduk semakin tinggi kebutuhan air, untuk itu masyarakat harus berhemat air dan pelihara kebersihan lingkungan yang menjadi wadah air.

Kolam Regulasi

Kepala Dinas Sumber Daya Air Sulsel, Andi Darmawan Bintang mengatakan, proyek ini terkait penyelamatan sumber daya air di  Kabupaten Maros meliputi Desa Moncongloe Lappara, Kecamatan Moncongloe. Gowa meliputi Desa Jenemadinging, Kecamatan Pattalassang dan  Makassar meliputi Kelurahan Manggala Kecamatan Manggala.

Kolam regulasi  menelan biaya Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2015-2018 sebesar Rp 347 miliar lebih, ini adalah salah satu fasilitas pengendali banjir Kota Makassar yang berasal dari luapan Sungai Tallo di bagian hilir.

Bangunan ini menampung air yang masuk melalui pelimpah (spillway) selama terjadi puncak banjir untuk sementara waktu dan mengalirkan kembali ke Sungai Tallo melalui pintu-pintu pengatur atau pompa air setelah hujan redah.

Tujuan pembangunan untuk mengatasi debit puncak banjir dan mengamankan daerah pemukiman dibagian hilir Sungai Tallo serta mengurangi area genangan daerah berdampak banjir pada luasan sekitar 3.000 ha (hektare) yang berada di Kecamatan Tallo. (***)

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.

3 × 1 =