BONTOLEMPANGAN—– Bupati Gowa, H Ichsan Yasin Limpo menekankan jangan jadikan isu pendidikan sebagai politik. “Pendidikan bukan komoditas politik, jangan sangkut pautkan pendidikan dengan politik. Ada isu berkembang kalau saya menghambat pendidikan anak dengan melarang mata pelajaran baca, tulis, hitung bagi anak SD kelas I,” jelas Bupati Gowa dua periode dihadapan masyakat Kecamatan Bontolempangan dalam rangkaian kunjungan kerja sekaligus Halal Bi Halal dengan masyarakat.

“Belum tentu orang yang mengatakan hal ini  memiliki pemikiran yang lebih ikhlas dari saya. Saya tekankan semua pelajar Gowa anak saya. Tidak mungkin saya sebagai bapak membawa mereka ke arah kebodohan tapi saya ingin membawa mereka lebih cerdas lebih pintar dari kita ini, ” tambahnya di Lapangan Paranglompoa, Sabtu (1/8).

Penyampaian Ichsan ini sehubungan dengan rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa untuk menghapus mata pelajaran calistung bagi siswa SD kelas I. Kebijakan di bidang pendidikan yang rencananya akan di launching bulan Agustus bahkan di dukung oleh lima profesor psikologi anak.

Menurut Ichsan orang tua jangan bangga jika memiliki anak usia 3-8 tahun jika sudah pintar membaca dan menghitung. “Anak dengan usia seperti itu belum waktunya untuk diisi kecerdasan, karena jika diisi maka kecerdasan tidak akan bertambah. Usia 3-8 tahun waktu buat anak-anak untuk bermain. Jangan ki larang anakta bermain, yang perlu dilakukan oleh orang tua menjaga agar mereka tidak celaka” menjelaskan latar belakang kebijakannya.

Anak dalam usia bermain menghidupkan jaringan otak kanan dan otak kiri masing- masing 100 milyar jaringan kecerdasan yang disebut dengan istilah sinapsis.  Kondisi ini cuma terjadi cuma satu kali dalam kehidupan manusia. Sinapsis jaringan neuron tersambung diusia 3-8 tahun melalui proses bermain jika lewat diusia ini dan sinapsis tidak tersambung maka jaringan ini akan mati dengan sendirinya dan mengakibatkan tidak maksimalnya kecerdasan anak itu, ini diakibatkan otak anak terlalu cepat diisi dengan belajar membaca, menulis dan menghitung.

Sebagai solusi pengganti mata pelajaran calistung maka akan diganti dengan belajar Imtak Indonesia untuk mengembangkan keimanan dan ketakwaan melalui permainan. Rencananya akan diluncurkan pada 10 Agustus mendatang. Berlaku di 8 sekolah di Gowa sebagai uji coba hingga Januari dan akan berlaku hingga evaluasi pada tahun 2016 di semester genap dengan evaluasi setiap bulannya seperti SKTB.

Rangkaian kunjungan kerja sekaligus Halal Bi Halal setelah di Kecamatan Bontolempangan kemudian berakhir di Desa Datara Kecamatan Tompubulu.(*)

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.

× 8 = 64