Pemkab Gowa Gelar Shalat Idul Adha dan Accera Kalompoa
SUNGGUMINASA— Lebaran Idul Adha 1432 H, Pemerintah Kabupaten Gowa menggelar Shalat Idul Adha dan pencucian benda bersejarah (accera kalompoa). Shalat Id dilaksanakan di Lapangan Syekh Yusuf Discovery, sedangkan Accera Kalompoa berlangsung di Balla Lompoa Gowa (6/11).
Bupati Gowa, H. Ichsan Yasin Limpo, Wakil Bupati, H.Abd Razak Bajidu beserta muspida, dan pimpinan SKPD Pemkab Gowa melaksanakan Shalat Id beserta ratusan warga masyarakat. Bertindak sebagai khatib Rektor Institut Ilmu Al quran Jakarta, DR. KH Ahsin Sako Muhammad , MA.
Khutbah Idul Adha mengajak ummat mencontoh pengorbanan keluarga Nabi Ibrahim demi menunjukkan ketaqwaan kepada Allah WT. “Esensi pengorbanan juga bisa diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara guna kemajuan bangsa.
Accera Kalompoa
Seperti tahun-tahun sebelumnya setelah pelaksanaan Shalat Idul Adha dilanjutkan dengan menggelar Accera Kalompoa. Prosesi pencucian benda pusaka kebesaran Kerajaan Gowa. Acara ini disakralkan dan telah menjadi ritual kerajaan sejak pemerintahan Sultan Alauddin itu, menjadi tradisi dan merupakan nilai kebudayaan yang masih dipertahankan hingga saat ini.
Selain Bupati Gowa beserta jajarannya prosesi ini turut dihadiri Ketua Pemangku Adat Kerajaan Gowa, Andi Makmun Bau Tayang Karaeng Bonto Langkasa, keturunan kerajaan dan tokoh masyarakat Gowa.
Dalam prosesi ini 14 benda pusaka yang akan diupacarakan dikeluarkan dari bilik penyimpangan dengan iringan tunrung pakanjara dilanjutkan dengan tunrung paballe. Benda pusaka ini meliputi salokoa yang merupakan mahkota raja terbuat dari emas murni bertahta berlian dan permata. Benda pusaka berikutnya yakni sudang (senjata sakti), ponto janga-jangaya (gelang naga sebanyak empat buah), kolara berupa rante kalompoa (rantai kebesaran),bangkara ta’roe perhiasan berbentuk anting jumlah empat pasang), kancing gaukang, tobo kaluku, lasipo,mata tombak, parang panjang, berang manurung, dan medali emas.
Ichsan Yasin Limpo mengatakan melalui kegiatan ini Pemda Gowa berharap agar nilali budaya dan tradisi dapat diwariskan kepada anak dan cucu sebagai generasi penerus(*)