MAKASSAR—–Sebanyak 50 orang tenaga pendidik yang terdiri dari kepala sekolah 8 orang, pengawas 8 orang dan guru mata pelajaran 36 orang dari delapan Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Gowa mengikuti Workshop Penerapan Model Pembelajaran Sambil Bermain (Mata Pelajaran Imtaq Indonesia) Bagi Siswa Kelas 1 dan 2 SD.

Kedelapan sekolah tersebut diantaranya SDN Paccinongan Kecamatan Sombaopu, SDN Tetebatu Kecamatan Pallangga, SDI Kalebajeng Kecamatan Bajeng, SDN Rappokaleleng Kecamatan Bontonompo, SD Tombolopao Kecamatan Tombolopao, SDN Longka Kecamatan Parigi, SDI Mampua Kecamatan Tompobulu dan SDI Taring Kecamatan Biringbulu.

Workshop yang berlangsung di Hotel Dinasty, Makassar, Kamis (29/10) ini dibuka secara resmi oleh Penjabat Bupati Gowa, H Muh Sidik Salam dan turut dihadiri para guru besar dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia seperti, Prof Dr Hamid Hasan (UPI Bandung), Prof Dr Bambang Supeno (Kemendiknas RI), Prof Dr Muhammad Jufri (pakar Psikolog Anak UNM), Diennaryati Tjokrosuprihatono (UI Jakarta), Dr Yusi Riksa, Marisa Fransiska Moelino (UNPAD Bandung) dan  Ismarli Muis (Psikolog Anak).

Mapel Iman dan Taqwa (IMTAQ) Indonesia merupakan pengganti mata pelajaran membaca, menulis dan menghitung (Calistung) yang akan diterapkan untuk siswa kelas 1 dan 2 SD yang diluncurkan beberapa waktu lalu oleh mantan Bupati Gowa, H Ichsan Yasin Limpo. Bahkan, Ichsan juga dijadwalkan untuk membawakan materi pada workshop ini.

Kepala Dinas Pendidikan, Olahraga dan Pemuda (Dikorda) Kabupaten Gowa, H Idris Faisal Kadir menjelaskan, workshop yang berlangsung selama empat hari ini bertujuan untuk memberikan pemahaman bagi guru kelas 1 dan 2 SD serta guru agama dan olahraga tentang pentingnya melakukan pembelajaran sambil bermain.

“Workshop ini untuk melatih guru kelas 1 dan 2 SD untuk dapat menerapkan model-model pembelajaran sambil bermain dalam rangka peningkatan karakter sikap dan perilaku serta keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menyusun dan membuat kisi-kisi alat peraga dan penilaian pemberlajaran sambil bermain,” terang Idris.

Sementara itu, Penjabat Bupati Gowa, H Muh Sidik Salam mengatakan, pemberlakuan mata pelajaran Imtaq Indonesia untuk menghapus Calistung pada kelas 1 dan 2 SD ini pemberlakuannya masih membutuhkan waktu yang panjang. “Dalam awal penerapan ini ditetapkan delapan sekolah yang mewakili Sekolah Dasar yang tingkat kualitas pendidikannya tinggi maupun rendah sekaligus juga mewakili dataran tinggi dan rendah akan ditetapkan sebagai pilot project untuk penerapan mapel ini yang setiap saat dievaluasi,” jelas Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel ini.

Sidik Salam menambahkan, pada tahun 2016 mendatang akan ditetapkan 20 sekolah selanjutnya menjadi 50 sekolah dan pada akhirnya seluruh Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Gowa.(*)

 

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.

3 × = 30