RSUD Syekh Yusuf Gelar Seminar Kesehatan Jantung
Ket.Gambar: Prof dr Peter Kabo ketika menjadi narasumber pada Seminar Kesehatan Jantung. -foto/humas-
SUNGGUMINASA—–RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Gowa menggelar Seminar Kesehatan Jantung yang membahas tentang faktor risiko, deteksi dini dan penatalaksanaan awal serangan jantung. Seminar ini berlangsung di baruga Karaeng Galesong, Kantor Bupati Gowa, Rabu (12/11).
Direktur RSUD Syekh Yusuf, dr H Salahuddin mengatakan, kegiatan yang diikuti ratusan peserta dari berbagai SKPD Lingkup Pemkab Gowa dan jajaran Tim Penggerak PKK Kabupaten Gowa ini mengambil tema “Sayangi Jantung Kitaâ€. “Jantung merupakan organ vital kita selain otak yang memiliki peran sangat penting, sehingga perlu dilakukan diskusi tentang penangan penyakit jantung utamanya apabila terjadi serangan jantung,†tambah dr Salahuddin ketika bertindak sebagai moderator pada kegiatan tersebut.
Seminar kesehatan yang diawali dengan pemeriksaan kesehatan kepada para peserta ini semakin menarik dengan presentasi dan pemaparan para narasumber yang ahli di bidangnya masing-masing seperti, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah serta Guru Besar Bidang Farmakologi, Prof dr Peter Kabo dan Kepala Departemen Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan Divisi Regional IX Sulsel, Dr Muhammad Ali serta Bupati Gowa, H Ichsan Yasin Limpo.
Prof dr Peter Kabo memaparkan tentang faktor risiko penyakit jantung seperti faktor umur, pola makan dan gaya hidup, deteksi dini dan gejala serta penanganan awal apabila tejadi serangan jantung. “Gejala awal penyakit jantung biasanya nyeri di dada atau terkadang perasaan tidak enak di dada, jantung ini biasa juga disebabkan karena pola makan yang yang berlebih, kurang berolahraga dan yang paling sering terjadi karena tingkat stres yang tinggi,†jelasnya kepada para peserta seminar.
Bupati Gowa, H Ichsan Yasin Limpo mengatakan, obat-obatan asal Singapura memiliki dosis lebih tinggi dibanding obat asal Indonesia yang memiliki perbandingan perbedaan dosis obat mencapai 30 hingga 40 persen. “Kalau di Indonesia saya minum obat 300 miligram, di Singapura saya minum hanya 200 miligram saja,†kata bupati yang sukses dengan Program Kesehatan Gratis sejak masa kepemimpinannya ini.
Ichsan juga menambahkan, obat-obatan yang digunakannya sejak menjabat sebagai Bupati Gowa pada tahun 2005 seharga Rp 3,5 juta hingga Rp 5 juta, namun dirinya mengaku sehat tanpa obat-obatan dan rahasianya adalah shalat tepat waktu. “Kalau ada pejabat yang butuh obat silahkan saja minta, tidak perlu beli obatnya,†ungkap Ichsan. (*)